Sabtu, 29 September 2012

PASAR TRADISIONAL GANTUNG BELITUNG TIMUR

Jumpa lagi sobat-sobatku semua...."salam arsi"......kali ini saya upload satu karya lagi yang sebenernya dulu sudah pernah saya masukkan sebagai contoh karya dalam tulisan saya yang berjudul Contemporary Architecture. Hanya di sini saya akan mengupas sedikit lebih banyak tentang narasi arsitekturnya. Ya semoga tetap dapat menambah khasanah kearsitekturan di negeri ini. Sebut saja Pasar Tradisional Gantung yang belokasi di Kecamatan Gantung Kabupaten Belitung Timur, sebuah proyek dari dinas Disperindagkop Beltim tahun 2012 ini yang saat ini sedang dalam tahap konstruksi. Arahannya dari Kementrian Perdagangan RI adalah menjadi pasar percontohan dengan konsep yang terbaik.


Mendengar kata Belitung Timur, satu hal yang terngiang-ngiang di benak saya......yap....right......kisah cerita dari novel yang pernah saya khatamkan, betul sekali apalagi kalo bukan "Laskar Pelangi". Dan nyatanya saat saya turun dari pesawat menginjakkan kaki pertama kali di belitung timur......waaooooowww, sebuah pulau yang sangat indah dan entah mengapa saya merasa sangat tidak asing dan sangat nyaman saat berada di sana. Penduduknya yang ramah dengan pesona pulau yang saya pikir mirip dengan di Jawa, tapi mungkin di sana masih lebih alami dan fresh lingkungannya. Satu hal yang tidak bisa saya lupakan adalah pantai lalang atau lebih tren disebut pantai nyiur melambai, pantai yang eksotik, airnya tenang, pasirnya yang putih, rasanya pengin mandi aja. Thanks, sebut saja pak Naufal selaku mitra kami di Beltim yang sudah bersedia mengantar dan menunjukkan kami ke zona-zona wisata yang luar biasa tadi...."wah jadi kangen nih pengen ke sana lagi"......hehehe. Yap memang unik pulau ini karena elemen pantai yang mengelilingi pulau inilah yang menurut saya merupakan kekayaan alam yang patut di syukuri. Waduh kalau membicarakan tentang pulaunya, tulisan ini akan sangat panjang sobat. Yang jelas saya sangat terpikat dengan keramahan penduduk Beltim saat itu. Saat di masjid, bahkan saat saya survey lokasi eksisting di pasar gantung yang lama. Dan satu kesempatan yang tidak mungkin saya lewatkan adalah aktifitas "Ngopi" di warung-warung kopi sepanjang jalan di pusat-pusat distriknya. Inilah potret keunikan yang saya tangkap dan terjemahkan sebagai simpul interaksi antar warga di sana. Kalau di Jogja kita mengenal istilah angkringan., secara prinsip mirip hanya bentuk dan siklus aktivitasnya saja yang berbeda. Seolah tercipta atmosfir yang kontinyu antara siang dan malam hari. Hal ini yang membuat saya merasa betah saat berada di sana kala itu. Singkat cerita presentasi konseptual dan sketsa desain, saya lakukan bersama rekan-rekan tim perencana dengan bertemu kepala dinas Disperindagkop sebut saja Bapak Ir. Frans Asisi Simon, M.Si dan lebih lanjut dengan Bapak dr. Basuri Tjahaja Purnama, M. Gizi, Sp.Gk (Adiknya bang Ahok, wakilnya mr. Jokowi) selaku Bupati Beltim. Dan seperti biasa desain pun akhirnya disetujui tetapi tetep dong.....hahaha, sudah pasti dengan catatan-catatan perbaikan di beberapa titik. Bapak Bupati menghendaki desain pasar harus tetap unik dan iconic tanpa meninggalkan kaidah-kaidah keberagaman masyarakat beltim yang memang sudah heterogen, ada melayu, keturunan tionghoa, jawa, madura, bugis, dll. Keberagaman tersebut kemudian dibahasakan dalam filosofi pelangi yang dipopulerkan dengan adanya kisah Laskar Pelangi tadi. Sehingga ada sedikit perubahan tampilan desain dalam hal tone warna dan penekanan bentuk yang sedikit lebih kontras. Dari sini nuansa aktif aktivitas pasar lebih dapat dirasakan. Well akhirnya bertambahlah PR saya untuk menambahkan catatan-catatan yang dikehendaki oleh sang empunya tadi dan dengan revisi yang ada selesailah sketsa desain yang fix dan kemudian ditindaklanjuti oleh proses pembuatan gambar DED.

Site Pasar berada di tepian Sungai Lenggang, dimana berdekatan dengan dermaga ikan milik dinas Perikanan, dan bahkan berdekatan pula dengan Pulau Gantung milik dinas Tata Kota Kebersihan dan Pertamanan Beltim. Sehingga ini menjadi tantangan tersendiri buat saya untuk memberikan benang merah desain secara keseluruhan terhadap penataan ketiga zona tersebut agar sesuai dengan konsep penataan kota wisata yang dalam hal ini isu laskar pelangi menjadi point of interest. Untuk itu secara arsitektur saya berangkat dari konteks lokal budaya masyarakat belitung timur yang saya ramu sedemikian rupa bersama dengan masukan-masukan pihak-pihak intansi terkait dan bahkan dari warga pedagang pasar secara langsung. Pasar ini adalah pasar tradisional dengan komoditi utama ikan dan sayur. Tidak lupa kami tim perencana melakukan studi eksisting terhadap kondisi pasar-pasar yang sudah dibangun sebelumnya tetapi menurut informasi dinilai gagal dalam praktek penggunaannya, seperti contoh studi di pasar manggar. Jadi ingat saat itu kami mengamati kondisi ketika pagi-pagi buta hingga saat closing pasar. Hal ini sangat penting kami lakukan mengingat pasar tradisional merupakan wahana sosial komersial yang kompleks dalam penataannya baik dari segi zonasi ruangnya, sistem sirkulasi, sistem sanitasi, hingga hal-hal detil dimensional perlengkapan pedagang yang kesemuanya harus benar-benar direncanakan dengan baik dan benar. Kami tidak mau merencanakannya asal-asalan, kalo orang jawa bilang "waton apik nanging suloyo" maksudnya desain keren tetapi setelah dipakai tidak sesuai dengan kebiasaan ataupun keinginan para pedagangnya secara langsung. Sehingga saat itu kami juga lakukan forum diskusi dua arah bersama dengan para pedagang ex pasar gantung lama yang difasilitasi oleh intansi terkait yang diselenggarakan di aula kantor camat gantung. Dengan ijin Allah akhirnya kami tim perencana berhasil menyelesaikan DED Pasar Gantung dengan baik dan sekarang proses konstruksi masih berlangsung hingga menjelang akhir 2012 ini. Ya semoga saja apa yang kami rencanakan ini nantinya benar-benar sesuai harapan semua pihak.


Ok guys, sekian dulu jalan-jalan saya ke Kabupaten Beltim beberapa waktu yang lalu. Senang rasanya proyek yang satu ini bisa terselesaikan dan direalisasikan di tahun ini juga. Salam hangat selalu dari saya : Sigit Wijiono, Ph.D (Pancen Humanis Desaine.....hehehe), bercanda dikit biar tidak terlalu tegang sobat.

2 komentar: