Jumat, 13 April 2012

SUSTAINABLE DEVELOPMENT


PENGERTIAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT

Dalam pembahasan ekoarsitekur, sustainable development merupakan suatu tujuan yang harus dicapai. Dalam hal ini ekoarsitektur/greenarchitecture merupakan salah satu aspek penting dengan orientasi pada alam (ekologi) dari pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

Desain yang berkelanjutan (sustainable design) merupakan salah satu bagian yang terlingkupi oleh pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Terdapat banyak pengertian pembangunan kelanjutan. Yang terkenal dan sering dijadikan rujukan adalah pengertian dari world commision on environtment and development (WCED).
“Sustainable development is develoment that meets and needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs”.

Sedangkan definisi-definisi lain mengenai pembangunan berkelanjutan antara lain sebagai berikut.
“Sustainable development means improving the quality of life while living within the carrying capacity of supporting ecosystems”; World Conservation Union, UN Environment Programme and World Wide Fund For Nature (1991), dalam Okta Zaida Ratnasari.
“Sustainable development is development that delivers basic environmental, social and economic services to all residents of a community without threatening the viability of the  natural, built and social system upon which the delivery of these services depends”; International Council For Local Environtmental Initiatives (1994), dalam Okta Zaida Ratnasari.


ASPEK-ASPEK SUSTAINABLE DEVELOPMENT

Dalam brundland report yang diajukan oleh WECD tersebut terdapat banyak aspek yang diperhatikan. Berbagai macam intisari kemudian dikemukakan oleh para ahli. Tiga fundamental komponen yang diajukan oleh Peter Kydd (Employee of Parsons Brickenchoff, Bristol, UK dalam PB Networks Issues no 59, dalam Okta Zaida Ratnasari 2006) berdasarkan brundtland report adalah environmental protection, economic growth, dan social equity. Sedangkan John Elkington (Pendiri Sustain Ability, Organisasi Data Lingkungan UK dan Environmental Data Services Ltd (ENDS), dalam Okta Zaida Ratnasari 2006) menggarisbawahi keseimbangan dari tiga hal yaitu economic development, environmental protection, dan social well being.
Formas, lembaga riset swedia dalam Okta Zaida Ratnasari 2006, memberi lebih bnyak penjelasan tentang konsep model sustainable development yaitu :
1.        The pillars, keberlanjutan ekonomi, ekologi, dan sosial digambarkan sebagai tiga pilar yang menyangga sustainable society.





2.        The circle, keberlanjutan ekonomi, ekologi, dan sosial digambarkan sebagai lingkaran yang saling menutupi sebagaian dengan keberlanjutan (sustainability) sebagai keadaan di tengah-tengahnya.

 3.        Ekonomi
Hall dan pfeiffer 2000 menyebutkan bahwa masalah terbesar dalam menangani pemukiman perkotaan adalah kekurangan sumber ekonomi untuk menuju kehidupan yang patut (decent) dan memuaskan (satisfying). Lebih lanjut dijelaskan bahwa jalan utama untuk menanggulangi kemiskinan di negara-negara yang kini merupakan negara maju adalah dengan pertumbuhan ekonomi (economic growth).

4.        Sosial
Social sustainability adalah aspek dari sustainable development yang selama ini sulit diukur karena bukan bersifat kuantitatif. Social sustainability dipengaruhi oleh manusia sebagai pendukung komunitas. Hall dan Pfeiffer 2000 menyebutkan bahwa kesukaan individu, gaya hidup, pola aktivitas dan nilai-nilai yang diwarisi akan mempengaruhi perilaku sosial dan social fabric.

Pemerintah kota Vancouver menjabarkan social sustainability ini dalam empat prinsip utama yaitu :
a.   equity, individu mempunyai akses untuk berpartisipasi secara penuh dalam komunitasnya, baik untuk pengembangan diri maupun partisipasi dan kolaborasi tersebut
b.   social inclusion and interaction, adanya hak dan kesempatan untuk berpartisipasi dan berinteraksi secara bertanggungjawab terhadap komunitasnya
c.    security, dengan jaminan ekonomi memperkuat keyakinan bahwa mereka hidup dalam lingkungan yang aman, mendukung, dan sehat
d.   adaptability, kelenturan baik individu maupun komunitas untuk menganggapi segala sesuatunya tepat dan berubah secara kreatif.

5.        Ekologi
Aspek ekologi merupakan aspek yang banyak disorot ketika membahas tentang sustainable design. Hal ini disebabkan karena aspek ini terkait langsung dengan faktor-faktor alami yang ada di bumi yang kita pijak ini. Sehingga hal-hal yang menunjukkan degradasi lingkungan jelas terlihat dan terasa. Aspek ekologi ini untuk selebihnya dijelaskan dalam bahasan ekoarsitekur (greenarchitecture) seperti yang telah dijelaskan pada subbab sebelumnya.

Demikian sedikit artikel saya, semoga menambah wawasan kita bersama....amin. Sebenarnya ini adalah salah satu poin pembahasan dari tugas akhir arsitektur saya yang daripada dibuang sayang (jadi bungkus kacang) mending saya bagi-bagi mungkin kebetulan ada yang membutuhkan informasi ini. Jangan heran kenapa saya banyak menyebut nama Okta Zaida Ratnasari ya. Saya banyak berterimakasih kepadanya sehingga saya bisa berhasil lulus waktu itu....hehehe. Dia salah satu teman saya di kampus dulu yang kebetulan pernah dapat kesempatan mangang di luar negeri, dan saat dia presentasi tugas akhirnya,saya sempat jadi penonton yang baik. Karena materinya kebetulan klik dengan tema TA yang ingin saya ajukan, jadi saya mengutip sedikit referensi dari tulisan dia tentang sustainable development ini dan saya tambahi beberapa materi dan ilustrasi....hehehe curang dikit, tapi saya kira syah-syah aja  karena dalam ilmu kita harus berbagi kan jadi bukan untuk kita sendiri toh ini referensi untuk umum kok (pembenaran)....hehehe.....yang penting rancangan disain dalam TA saya original, hehehe. Ok demikian sekiranya semoga membantu, salam hangat dari saya Sigit Wijiono, Ph.D (Paling huueebat dong Desainnya)....hehehe



2 komentar:

  1. hahaha Sigiiiiiittttt. kamu harus nraktir akuuuuuuuuu

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe yang punya data masuk.....pissss bu....hehehe,tq ya....

      Hapus