Senin, 01 Oktober 2012

PUSKESMAS PEMBANTU (PUSTU) KETANDAN BANTUL

Salam arsi selalu sobat-sobatku !!!!. Sekarang saya mencoba upload satu karya saya dalam proyek dari Dinkes Bantul tepatnya di akhir tahun 2011 yang lalu. Satu hal yang selalu membuat saya semangat setiap menghadapi proyek-proyek pemerintah, khususnya saat mengotak-atik ide desainnya adalah upaya provokasi desain yang sering saya lakukan. Prinsipnya adalah memberikan kualitas perencanaan lewat sebuah karya arsitektur merupakan kepuasan tersendiri khususnya melalui visualisasi bangunannya yang "out of the box". Sebagai contoh pada karya saya yang satu ini. 
 
Saya sempat disergap rasa trenyuh ketika observasi lapangan ke seluruh fasilitas pustu di wilayah Bantul ini. Satu potret yang saya tangkap adalah gedung sangat tidak terawat dan terkesan kumuh mengingat lokasinya yang masuk ke lokasi-lokasi yang jauh dari akses utama. Ditambah pembangunan yang terkesan dipaksakan sehingga spek-spek yang digunakan tidak tahan lama. Dengan pengalaman inilah saya mencoba merubah pola fikir dan paradigma bahwa gedung pustu tidak musti selalu monoton dengan bentuk yang itu-itu saja sehingga sudah saatnya kita lakukan provokasi desain dengan cara yang benar. Hal ini persis seperti yang saya lakukan saat presentasi di ruang hall gedung Dinkes Bantul. Dan ketika saya tampilkan 3d sketsa awal, terjadi pro dan kontra, mengingat memang kita memaklumi bahwa unsur-unsur modernitas dalam bangunan masih merupakan satu hal yang asing  bagi masyarakat kita di wilayah-wilayah tertentu bahkan untuk fasilitas pemerintahan sekalipun. Tetapi setelah saya ilustrasikan bahwa konsepnya adalah untuk merubah pola pikir bahwa kalau sebuah puskesmas pembantu saja benar-benar kita fikirkan dan rencanakan ide fisik arsitekturnya secara baik maka akan semakin tumbuh rasa kepedulian dan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat penggunanya. Sehingga lebih jauh mampu memberikan image positif bagi kualitas pelayanan kesehatan di daerah-daerah. Dan akhirnya semua anggota rapat dalam forum presentasi ide dan gagasan proyek saat itu setuju dengan konsep-konsep yang saya paparkan.  Zonasi ruang-ruang dalam satu kesatuan tapak secara utuh dan tidak terpisah-pisah menjadi ide utama sehingga diperoleh komposisi massa bangunan yang menyatu (kompak) tanpa melupakan faktor aksesibilitas bangunan agar tetap ramah terhadap para difable. Penggunaan elemen bukaan secara optimal pada bangunan yang sengaja keluar dari pakem-pakem sebelumnya yang dianggap monoton, ditujukan untuk optimalisasi pemanfaatan pencahayaan alami pada siang hari sehingga bangunan lebih hemat energi dan ramah lingkungan. 

Dan hhhhmmmmmm, sekali lagi satu PR buat saya untuk bener-bener bisa mendaratkan ide khayalan tadi ke dalam realitas pelaksanaan yang semestinya. Salah satu contohnya adalah Pembangunan Gedung Pustu Ketandan Banguntapan Bantul ini. Konsepnya adalah bangunan tumbuh dan berkelanjutan. Maksudnya adalah secara keseluruhan terdiri dari dua lantai, akan tetapi karena keterbatasan anggaran maka pada tahap awal hanya dibangun 1 lantai dan hanya sebagian saja elemen lantai 2 yang dibangun. Meskipun demikian struktur untuk pembangunan tahap berikutnya (lantai 2) telah diperhitungkan dan dipersiapkan sejak awal pembangunan seperti penggunaan plat beton lantai 2 yang sekarang masih berfungsi sebagai plat atap lantai satu.


Ok sobat demikian kisah arsitektur saya kali ini, semoga tetap memberi manfaat untuk kita semua.....amin. Salam hangat dari saya selalu : Sigit Wijiono, Ph.D (Pancen Hunik Desaine)....keep spirit dan tetaplah tersenyum, ok !!!.

4 komentar:

  1. mantab.. btw, masih nyambung sama pedoman standart bangunan puskesmas/pembantu ya pak??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insyaallah scr konteks keruangan kita tetap menyesuaikan dg standard yg ada pak Edi, hanya konsep cover/kulit bangunannya saja yang justru saya bawa pd style kekinian (contemporary style) meski tdklah ekstrim jg dg tujuan utk meningkatkan image dan menaikkan citra bangunan agar lbh fresh dan penuh semangat baru sbg fasilitas kesehatan (pustu),sy sebut sih provokasi lewat desain hehehe,begitu pak semoga nyambung nggih jawaban saya,klo blm ya boleh komen2 lg,salam

      Hapus
  2. bermanfaat sekali buat saya yang sedang tugas akhir, yang kebetulan juga merancang bangunan puskesmas..
    untuk standar bangunannya, apakah ada patokan yang pasti tentang luasan per ruang? ato mengikuti kebutuhan penggunanya pak ? terimakasih ..

    BalasHapus
  3. Kak konstruksi atapnya itu bagaimana?

    BalasHapus