Baru-baru ini, majalah SKALA+ vol. 07.1, sebuah majalah
arsitektur memuat artikel yang menarik tentang arsitektur dan Contemporary design. Dengan benang
merah yang ada, saya kutip tulisan dalam artikel tersebut sehingga dapat saya
jadikan pengantar yang baik untuk artikel saya yang satu ini.
Contemporary Design
Contemporary design,
atau desain kontemporer bisa diartikan sebagai desain pada masa kini yang tidak
mengacu pada desain klasik di masa terdahulu. Istilah kontemporer dapat
diimplementasikan di berbagai media, khususnya pada bidang seni. Contemporary art atau seni kontemporer, yang lahir setelah
era seni modern, sangat mewakili kekinian dalam konsep dan produk akhirnya. Seniman,
arsitek atau praktisi lain di bidang seni menuangkan ide dan konsep kekinian
dalam karya-karya mereka, menggabungkan antara idealisme dan tren yang
diyakini. Secara periode yang membedakannya dari modern art ataupun post
modern art adalah pada era kelahirannya. Seni modern lahir di awal tahun 1900 (masa perang dunia I), seni pasca modern lahir
setelah tahun 1950. Sedangkan contemporary
art atau seni kontemporer, merupakan
seni yang karya-karyanya lahir setelah tahun 1970.
Dalam bidang arsitektur, arsitektur kontemporer sangat dipengaruhi oleh arsitektur modern. Yang mana produk-produk arsitektur kontemporer sangat mewakili kekinian dalam gaya, langgam, maupun tren-tren globalisasi, seperti arsitektur ramah lingkungan. Dengan kata lain bisa dikatakan sebagai arsitektur anti-vernakular, dengan memaksimalkan penggunaan material-meterial baru non lokal secara aspiratif, inovatif dan beresiko tinggi. Di satu sisi aliran ini sangat mengedepankan penggunaan teknologi dan geometri yang merupakan tren saat ini. Adapun para pelopor kontemporer yang berkontribusi aktif dalam bidang arsitektur diantaranya adalah Frank Gehry, Moshe Safdie, rem Koolhaas, hingga Zaha Hadid, dls.
Adapun pemikiran para arsitek kontemporer idealnya adalah dapat menuangkan dan mengembangkan ide di luar ide awal, beyond ordinary thinking. Menggabungkan lebih dari satu disiplin ilmu, yang bahkan awalnya sangat bertolak belakang, memicu lahirnya produk-produk yang lebih sempurna, terintegrasi, dan kontemporer. Namun demikian lebih jauh produk arsitektur kontemporer harus mampu berinteraksi secara positif dalam segala aspek lingkungan dan tidak semata-mata terbatas pada kekinian saja.
Karya-karya Arsitektur Kontemporer saya saat masih bekerja di CV WASNADIPTA Yogyakarta hingga akhir april 2012 lalu, beberapa diantaranya sebagai berikut :
DED Gedung Indoor Lapangan Tenis Sleman, Yogyakarta 2010 (final konstruksi tahap 1 2010).
Arsitek : Sigit Wijiono, ST.,IAI (Gelar sebenarnya, hehehe).
DED Gedung Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) UGM, Yogyakarta 2009-2010 (Final konstruksi tahap 1 dan 2 2010-2011).
Tim Arsitek : Sigit Wijiono, ST.,IAI, RBB Diwangkoro ST.,IAI, Gatot Suprihadi, ST. Siapa yang ditulis duluan tidak menunjukkan yang lebih baik, hanya urutan dari yang termuda sampai tertua, hehehe, just kidding.
Design Proposal untuk Gedung Pelayanan BBTKL PPM Yogyakarta
2012.
Arsitek : Sigit Wijiono, ST.,IAI
Design Proposal untuk Pasar Lingkas, Tarakan 2011.
Arsitek : Sigit Wijiono, ST.,IAI
DED Pasar Gantung, Belitung Timur 2012 (final konstruksi akhir 2012).
Arsitek : Sigit Wijiono, ST.,IAI
Design Proposal Taman Pulau Gantung (Segitiga Gantung), Belitung Timur 2012.
Arsitek : Sigit Wijiono, ST.,IAI
Design Proposal Labschool UNY, Yogyakarta 2010.
Arsitek : Sigit Wijiono, ST.,IAI
DED Rehab Gedung K8, P3 (Pusat Pengembangan Pendidikan UGM , Yogyakarta 2008 (final konstruksi 2008).
Arsitek : Sigit Wijiono, ST.,IAI
Design Proposal untuk lelang DED Gedung Perpusda Propinsi DIY, 2011.
Arsitek : Sigit Wijiono, ST.,IAI
DED Gedung Perpustakaan Hukum UGM, Yogyakarta 2011 (final konstruksi 2011).
Konsep Desain : RBB Diwangkoro ST.,IAI
sip bro! apik blognya!selamat dan sukses!
BalasHapusMengesankan Mas.. sangat bermanfaat.. . hehe..
BalasHapus